Glosarium
Aditya : Matahari.
Agni : Api.
Akasa : Ether, gas, langit.
Animisme : Suatu keyakinan segala sesuatu berjiwa.
Apah : Air.
Arca : Patung simbol Tuhan ukuran lebih besar dari Pratima.
Arya : Gelar ksatria Jawa.
Asagan : Balai bambu seadanya, tempat upakara dan simbol suci Tuhan.
Atma : Roh, jiwa, spirit.
Babad : Sorga, cerita rakyat, prasasti kelas 4 dalam sejarah
Bale Kambang : Tempat persidangan zaman kerajaan Kelungkung
Baleran : Sebelah utara.
Bali-Aga : Aga = gunung, orang Bali yang hidup di pegunungan.
Bali-Mula : Orang Bali yang hidup sebelum masuknya agama Hindu.
Banjar (Br.) : Organisasi tradisional.
Barong Kadingkling : Barong berupa wayang orang
Barong Ket : Gabungan dari Barong Macan, Singa dan Sapi
Barong Landung : Barong berupa sepasang manusia tinggi besar berwujud nenek putih dan satu lagi manusia hitam berwajah seram.
Barong Memedi : Berupa manusia rambut merah, badan dari daun pisang tua (Bali: keraras).
Batahanyar : Tempat baru, istana baru.
Batu selebingkah : Pecahan gerabah
Bendesa : Kepala desa adat di Bali.
Bhadahulu : Pusat pemerintahan Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten.
Bhairawa : Menyeramkan, dahsyat, sadis, sekte yang mengajarkan tentang Tantra.
Bhatara : Roh suci para leluhur.
Black magic : Ilmu Hitam.
Brahmana : Kaum ulama
Buta Mracu : Raksasa neraka yang bertugas menghukum roh orang-orang yang berbuat dosa.
Caksu : Pengawas, mandor zaman Bali-Kuno.
Camput : Tak ada penerus.
Catur warna : Empat kelompok tugas.
Ceglongan : Palung kecil di pantai atau di rawa-rawa.
Chandra : Bulan.
Dadu : Merah muda.
Daksina : Selatan.
Dalem Petak : Sebutan niskala untuk Sri Batu Putih, Dalem Putih,Dalem Sweta, kakak kandung Sri Batu Ireng.
Dang Acarya : Pendeta Siwa zaman dahulu.
Dang Upadyaya : Pendeta Buddha zaman dahulu.
Dewa : Tuhan dalam agama Hindu, sinar suci Tuhan.
Dewa Pitara : Sebutan roh manusia setelah dilakukan upacara atma wedana (mamukur).
Dhiksita : Calon Pendeta.
Diurip : Dihidupkan.
Dukuh : Gelar pendeta Bali-Mula.
Dwi Jati : Lahir dua kali.
Emong : Yang bertanggung-jawab, melahirkan.
Empon : Yang memelihara, mengampu.
Ersanya : Timur-laut.
Gelong kori : Pintu masuk pura.
Genean : Tenggara.
Geriya : Rumah Pendeta Hindu.
Gunung Tolangkir : Gunung tertinggi, nama lain dari Gunung Agung di Bali.
Guru Napak : Guru pembimbing calon pendeta.
Guru Niskala : Guru pembimbing rohani yang tidak bisa dilihat mata.
Guru Rupaka : Sebutan untuk orang yang melahirkan kita.
Hulu : Pusat, kepala.
Hyang : Sebutan Tuhan dalam teologi Hindu di Bali.
Hyang Widhi : Sinar suci Tuhan.
Ireng : Hitam.
Istadewata : Dewa Pujaan.
Jaba sisi : Halaman terluar dari pura.
Jaba Tengah : Halaman tengah pura.
Jan Banggul : Nama lain untuk Jero Mangku dalam bahasa kerauhan.
Jenar : Kuning.
Jero Dasar : Sebutan seseorang dalam menyampaikan pesan dan kesan dari alam lain.
Jero Mangku : Sebutan seseorang yang bertugas menghaturkan upakara.
Jeroan pura : Halaman tersuci dari pura.
Jimbarwana : Hutan yang luas.
Kahyangan : Tempat suci para dewa/dewata
Kahyangan Tiga : Tiga tempat suci desa yaitu Pura Desa, Pura Puseh,Pura Dalem Kahyangan.
Katunas : Dimohon dengan upakara.
Kawitan : Leluhur yang telah suci.
Kelian pura : Ketua pura.
Kelod kauh : Baratdaya.
Kepelan : Kepalan tangan.
Kerauhan : Kedatangan kekuatan lain pada tubuh seseorang
Ki, Kryan : Gelar ksatria Bali Pertengahan
Ksatria : Bertugas dalam bidang pertahanan dan pemerintahan.
Kubahyan : Rohaniawan Desa zaman Bali-Kuno.
Magingsir : Pindah.
Mal : Kebun.
Manyama braya : Hubungan kekerabatan.
Manyingkir : Mengungsi.
Mapinton : Mohon restu, pengesahan.
Masurya : Berburu spiritual.
Merajan : Tempat suci keluarga.
Mirah : Warna merah.
Misan mindon :Keluarga sepupu.
Nak Bali : Orang Bali.
Nayaka : Pimpinan, pengiring, jabatan Bali kuna
Neriti : Baratdaya
Ngastiti Hyang Pramawisesa : Memuja Tuhan Maha Kuasa.
Ngayah : Membantu, bukti atas kehadiran para rencang.
Ngerodok : Air panas yang lagi mendidih.
Ngurek : Menusuk diri dengan keris.
Niskala : Tak nyata, maya, ilusi.
Nunas tirta : Memohon air suci.
Nyasa : Simbul-simbul religius.
Nyineb wangsa: Menutup asal usul.
Odalan : Pemujaan kembali.
Padharman : Tempat suci leluhur
Padipan : Perlengkapan persembahyangan pendeta.
Palemahan : Hal tanah lingkungan sekitarnya.
Palinggih : Stana suci dari dewa pujaan.
Pamancangah : Bacaan, kepustakaan.
Pamuput : pemimpin upacara, pendeta
Panca Maha Bhuta : Lima materi pokok terdiri dari padat, cair, panas,udara, suara (gas, ether).
Panca Tan Matra : Lima zat halus dari Panca Maha Bhuta.
Panca Yadnya : Lima kurban suci.
Pangayah : Pelayan dalam suatu pura.
Pangindra jala : Perangkap, tipu daya.
Pangulun setra : Tempat suci kuburan.
Para Rencang : Prajurit para dewata.
Pascima : Barat.
Pasek : Pemberian, hadiah, anugrah, nama kelompok keturunan.
Pasupati : Prosesi religius memohon spirit/roh dari kekuatan alam untuk menyatu dengan benda yang akan
disucikan.
Pawongan : Hal hubungan dengan manusia.
Pemaksan alit : Sebutan kelompok pengampu pura
Pengemong : Penanggung jawab
Pengempon : Pemelihara, pengempu
Penglingsir : Tetua warga, yang dituakan
Pepatih : Orang yang badanraganya dipinjam kekuatan bhuta.
Peranda : Sebutan pendeta bagi warga Ida Bagus.
Pertiwi : Tanah air.
Petak : Putih
Pewaregan : Dapur, lumbung
Piagem : Catatan tertulis tentang asal usul.
Prakanggo : Mahapatih para dewata.
Prakempa : Pergolakan umum khusus pada akhir dunia.
Pralingga : Bentuk manifestasi Tuhan.
Pratima : Simbul Tuhan dalam bentuk patung kecil.
Preta : Sebutan roh manusia yang baru meninggal.
Pujawali : Menghaturkan upacara pemujaan kembali.
Pura Panti : Pura keluarga dalam satu batih keturunan.
Purana : Catatan resmi yang ada di pura, cerita kuna
Purwa : Timur, awal
Rangda : Wujud seram dari dewi Durgha.
Rerajahan : Gambar-gambar mistis.
Rsi : Orang suci.
Rsi Yadnya Padiksan : Acara penobatan seorang pendeta Hindu di Bali.
Sadeg : Orang yang dipinjam badan raganya oleh kelompok dewa/bhatara.
Samgat : Sang pemutus, bagian kehakiman dalam system pemerintahan Bali-Kuno.
Sanggah Kemulan : Tempat suci rumah tangga.
Sarin Bwana : Isi dunia.
Sasana pemangku : Aturan dan etika seorang pemangku
Sasih : Nama bulan dalam kalender Bali.
Saya : Sebutan seksi tugas zaman Bali-Kuno.
Sekala : Nyata.
Sekte : Kelompok yang mempunyai pandangan sama dalam agama Hindu.
Senapati : Jabatan mahapatih kerajaan Bali-Kuno.
Senapati Dinganga : Mahapatih di wilayah Dinganga
Senapati Kuturan : Mahapatih di wilayah Kuturan
Senapati Sarbwa : Mahapatih di wilayah Sarbwa
Setra : Kuburan
Si : Gelar Ksatria Bali
Soroh : Komunitas dalam kehidupan
Sri : Gelar raja zaman Bali-Kuno.
Sri Kesari Warmadewa : Raja I Bali-Kuno
Sri Ugrasena : Putra dari raja Sri Kesari Warmadewa
Stula sarira : Badan kasar
Sudra : Pelayan dan buruh
Sukma sarira : Badan astral, badan halus
Supata : Sumpah
Tapel : Topeng
Tari wali : Tarian sakral berkaitan dengan upacara di suatu pura
Tuwur : Diminta dengan upakara
Ulam : Ikan
Upakara : Sesajen
Uttara : Utara
Varuna : Dewa Langit.
Vayu : Angin, udara. tenaga.
Waisya : Bertugas sebagai petani dan pedagang
Walaka : Orang kebanyakan yang bukan pendeta
Wanaprasta : Tahapan kehidupan ke-3 dari Catur Asrama
Wayabya : Barat laut
Wiku : Pendeta
Wilis : Hijau
0 komentar:
Posting Komentar