Selasa, 15 Mei 2012

Glosarium

Glosarium

Abhiseka : Julukan, sebutan.

Aditya : Matahari.

Agni : Api.

Akasa : Ether, gas, langit.

Animisme : Suatu keyakinan segala sesuatu berjiwa.

Apah : Air.

Arca : Patung simbol Tuhan ukuran lebih besar dari Pratima.

Arya : Gelar ksatria Jawa.

Asagan : Balai bambu seadanya, tempat upakara dan simbol suci Tuhan.

Atma : Roh, jiwa, spirit.

Babad : Sorga, cerita rakyat, prasasti kelas 4 dalam sejarah

Bale Kambang : Tempat persidangan zaman kerajaan Kelungkung

Baleran : Sebelah utara.

Bali-Aga : Aga = gunung, orang Bali yang hidup di pegunungan.

Bali-Mula : Orang Bali yang hidup sebelum masuknya agama Hindu.

Banjar (Br.) : Organisasi tradisional.

Barong Kadingkling : Barong berupa wayang orang

Barong Ket : Gabungan dari Barong Macan, Singa dan Sapi

Barong Landung : Barong berupa sepasang manusia tinggi besar berwujud nenek putih dan satu lagi manusia hitam  berwajah seram.

Barong Memedi : Berupa manusia rambut merah, badan dari daun  pisang tua (Bali: keraras).

Batahanyar : Tempat baru, istana baru.

Batu selebingkah : Pecahan gerabah

Bendesa : Kepala desa adat di Bali.

Bhadahulu : Pusat pemerintahan Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten.

Bhairawa : Menyeramkan, dahsyat, sadis, sekte yang mengajarkan tentang Tantra.

Bhatara : Roh suci para leluhur.

Black magic : Ilmu Hitam.

Brahmana : Kaum ulama

Buta Mracu : Raksasa neraka yang bertugas menghukum roh orang-orang yang berbuat dosa.

Caksu : Pengawas, mandor zaman Bali-Kuno.

Camput : Tak ada penerus.

Catur warna : Empat kelompok tugas.

Ceglongan : Palung kecil di pantai atau di rawa-rawa.

Chandra : Bulan.

Dadu : Merah muda.

Daksina : Selatan.

Dalem Petak : Sebutan niskala untuk Sri Batu Putih, Dalem Putih,Dalem Sweta, kakak kandung Sri Batu Ireng.

Dang Acarya : Pendeta Siwa zaman dahulu.

Dang Upadyaya : Pendeta Buddha zaman dahulu.

Dewa : Tuhan dalam agama Hindu, sinar suci Tuhan.

Dewa Pitara : Sebutan roh manusia setelah dilakukan upacara atma wedana (mamukur).

Dhiksita : Calon Pendeta.

Diurip : Dihidupkan.

Dukuh : Gelar pendeta Bali-Mula.

Dwi Jati : Lahir dua kali.

Emong : Yang bertanggung-jawab, melahirkan.

Empon : Yang memelihara, mengampu.

Ersanya : Timur-laut.

Gelong kori : Pintu masuk pura.

Genean : Tenggara.

Geriya : Rumah Pendeta Hindu.

Gunung Tolangkir : Gunung tertinggi, nama lain dari Gunung Agung di Bali.

Guru Napak : Guru pembimbing calon pendeta.

Guru Niskala : Guru pembimbing rohani yang tidak bisa dilihat mata.

Guru Rupaka : Sebutan untuk orang yang melahirkan kita.

Hulu : Pusat, kepala.

Hyang : Sebutan Tuhan dalam teologi Hindu di Bali.

Hyang Widhi : Sinar suci Tuhan.

Ireng : Hitam.

Istadewata : Dewa Pujaan.

Jaba sisi : Halaman terluar dari pura.

Jaba Tengah : Halaman tengah pura.

Jan Banggul : Nama lain untuk Jero Mangku dalam bahasa kerauhan.

Jenar : Kuning.

Jero Dasar : Sebutan seseorang dalam menyampaikan pesan dan kesan dari alam lain.

Jero Mangku : Sebutan seseorang yang bertugas menghaturkan upakara.

Jeroan pura : Halaman tersuci dari pura.

Jimbarwana : Hutan yang luas.

Kahyangan : Tempat suci para dewa/dewata

Kahyangan Tiga : Tiga tempat suci desa yaitu Pura Desa, Pura Puseh,Pura Dalem Kahyangan.

Katunas : Dimohon dengan upakara.

Kawitan : Leluhur yang telah suci.

Kelian pura : Ketua pura.

Kelod kauh : Baratdaya.

Kepelan : Kepalan tangan.

Kerauhan : Kedatangan kekuatan lain pada tubuh seseorang

Ki, Kryan : Gelar ksatria Bali Pertengahan

Ksatria : Bertugas dalam bidang pertahanan dan pemerintahan.

Kubahyan : Rohaniawan Desa zaman Bali-Kuno.

Magingsir : Pindah.

Mal : Kebun.

Manyama braya : Hubungan kekerabatan.

Manyingkir : Mengungsi.

Mapinton : Mohon restu, pengesahan.

Masurya : Berburu spiritual.


Merajan : Tempat suci keluarga.

Mirah : Warna merah.

Misan mindon :Keluarga sepupu.

Nak Bali : Orang Bali.

Nayaka : Pimpinan, pengiring, jabatan Bali kuna

Neriti : Baratdaya

Ngastiti Hyang Pramawisesa : Memuja Tuhan Maha Kuasa.

Ngayah : Membantu, bukti atas kehadiran para rencang.

Ngerodok : Air panas yang lagi mendidih.

Ngurek : Menusuk diri dengan keris.

Niskala : Tak nyata, maya, ilusi.

Nunas tirta : Memohon air suci.

Nyasa : Simbul-simbul religius.

Nyineb wangsa: Menutup asal usul.

Odalan : Pemujaan kembali.

Padharman : Tempat suci leluhur

Padipan : Perlengkapan persembahyangan pendeta.

Palemahan : Hal tanah lingkungan sekitarnya.

Palinggih : Stana suci dari dewa pujaan.

Pamancangah : Bacaan, kepustakaan.

Pamuput : pemimpin upacara, pendeta

Panca Maha Bhuta : Lima materi pokok terdiri dari padat, cair, panas,udara, suara (gas, ether).

Panca Tan Matra : Lima zat halus dari Panca Maha Bhuta.

Panca Yadnya : Lima kurban suci.

Pangayah : Pelayan dalam suatu pura.

Pangindra jala : Perangkap, tipu daya.

Pangulun setra : Tempat suci kuburan.

Para Rencang : Prajurit para dewata.

Pascima : Barat.

Pasek : Pemberian, hadiah, anugrah, nama kelompok keturunan.

Pasupati : Prosesi religius memohon spirit/roh dari kekuatan alam untuk menyatu dengan benda yang akan
disucikan.

Pawongan : Hal hubungan dengan manusia.

Pemaksan alit : Sebutan kelompok pengampu pura

Pengemong : Penanggung jawab

Pengempon : Pemelihara, pengempu

Penglingsir : Tetua warga, yang dituakan

Pepatih : Orang yang badanraganya dipinjam kekuatan bhuta.

Peranda : Sebutan pendeta bagi warga Ida Bagus.

Pertiwi : Tanah air.

Petak : Putih

Pewaregan : Dapur, lumbung

Piagem : Catatan tertulis tentang asal usul.

Prakanggo : Mahapatih para dewata.

Prakempa : Pergolakan umum khusus pada akhir dunia.

Pralingga : Bentuk manifestasi Tuhan.

Pratima : Simbul Tuhan dalam bentuk patung kecil.

Preta : Sebutan roh manusia yang baru meninggal.

Pujawali : Menghaturkan upacara pemujaan kembali.

Pura Panti : Pura keluarga dalam satu batih keturunan.

Purana : Catatan resmi yang ada di pura, cerita kuna

Purwa : Timur, awal

Rangda : Wujud seram dari dewi Durgha.

Rerajahan : Gambar-gambar mistis.

Rsi : Orang suci.

Rsi Yadnya Padiksan : Acara penobatan seorang pendeta Hindu di Bali.

Sadeg : Orang yang dipinjam badan raganya oleh kelompok dewa/bhatara.

Samgat : Sang pemutus, bagian kehakiman dalam system pemerintahan Bali-Kuno.

Sanggah Kemulan : Tempat suci rumah tangga.

Sarin Bwana : Isi dunia.

Sasana pemangku : Aturan dan etika seorang pemangku

Sasih : Nama bulan dalam kalender Bali.

Saya : Sebutan seksi tugas zaman Bali-Kuno.

Sekala : Nyata.

Sekte : Kelompok yang mempunyai pandangan sama dalam agama Hindu.

Senapati : Jabatan mahapatih kerajaan Bali-Kuno.

Senapati Dinganga : Mahapatih di wilayah Dinganga

Senapati Kuturan : Mahapatih di wilayah Kuturan

Senapati Sarbwa : Mahapatih di wilayah Sarbwa

Setra : Kuburan

Si : Gelar Ksatria Bali

Soroh : Komunitas dalam kehidupan

Sri : Gelar raja zaman Bali-Kuno.

Sri Kesari Warmadewa : Raja I Bali-Kuno

Sri Ugrasena : Putra dari raja Sri Kesari Warmadewa

Stula sarira : Badan kasar

Sudra : Pelayan dan buruh

Sukma sarira : Badan astral, badan halus

Supata : Sumpah

Tapel : Topeng

Tari wali : Tarian sakral berkaitan dengan upacara di suatu pura

Tuwur : Diminta dengan upakara

Ulam : Ikan

Upakara : Sesajen

Uttara : Utara

Varuna : Dewa Langit.

Vayu : Angin, udara. tenaga.

Waisya : Bertugas sebagai petani dan pedagang

Walaka : Orang kebanyakan yang bukan pendeta

Wanaprasta : Tahapan kehidupan ke-3 dari Catur Asrama

Wayabya : Barat laut

Wiku : Pendeta

Wilis : Hijau

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More