PENGURUS PUSAT
PASEMETONAN SRI KARANG BUNCING
Sekretariat: Wantilan Suartur, Jalan By Pass Ngurah Rai No.32 Tohpati
Denpasar Bali, Tlp. 0361.462037, Fax. 0361.462636
Sambutan Pasemetonan
Sri Karang Buncing
Om Suastyastu
Pengurus Pusat Pasemetonan Sri Karang Buncing mengucapkan syukur dan angayubagia kepada Sang Hyang Parama Kawi atas terbitnya buku dengan judul Kebo Iwa dan Sri Karang Buncing dalam Dinasti Raja-Raja Bali Kuno yang menguraikan secara lebih lengkap,dengan acuan referensi yang cukup luas, tentang perjalanan sejarah dari dinasti raja-raja Bali-Kuno dan keterkaitannya dengan leluhur warga Sri
Karang Buncing.
Penelusuran jejak-jejak leluhur dan kajian atas perjalanan sejarah Leluhur pada hemat kami perlu terus menerus dilakakukan agar generasi penerus dapat mewarisi spirit dari keagungan pemikiran wacana serta karya para leluhur khususnya dalam membangun dasar bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang harmonis bermartabat dan lebih sejahtera.
Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Sdr I Made Bawa, S.Fil.H, editor dan penerbit yang telah bekerja keras hingga berhasil mewujudkan buku yang mengungkapkan keterkaitan dinasti raja raja Bali Kuno dengan Kebo Iwa dan Sri Karang Buncing.Budaya Bali dibangun atau dibentuk melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang mulai dari zaman Prasejarah, Bali Kuno, Bali Pertengahan dan Bali Modern. Semua dinasti yang pernah berkuasa di Bali dan para tokoh panutan dari generasi ke generasi, mempunyai peran dan kontribusi besar dalam membentuk peradaban Bali yang adi luhung sebagaimana diwarisi oleh masyarakat Bali saat ini.
Dalam perspektif ke depan kami mengajak semua komponen masyarakat Bali mengambil peran untuk mewujudkan Bali yang jagadhita dengan mewarisi spirit dari para tokoh panutan di masa lampau. Diperlukan keberanian para tokoh masyarakat, agama dan pemerintah untuk mengoreksi dan meninggalkan segala sesuatu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan warga Bali. Semua itu dapat dilakukan apabila pikiran kita terbuka untuk menerima kebenaran atau dharma dari susastra Weda.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan untuk mewujudkan buku ini. Secara khusus kami ucapkan terimakasih kepada Made Rory Suwenda Karang
yang dengan rasa bhakti tulus bersedia menjadi penyandang dana untuk penerbitan perdana buku ini. Sumbangsih ini merupakan wujud nyata,betapa perpaduan idealisme, intelektualitas, teknologi dan materi, sanggup meningkatkan kejelasan dan kepastian sejarah demi kejujuran, keadilan,
dan kesejahteraan.
Om Ano Badrah Kratawo Yantu Wiswatah
Semoga pikiran-pikiran mulia datang dari segala penjuru
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Denpasar, Juli 2011
Pengurus Pusat Pasemetonan Sri Karang Buncing
I Nyoman Sudana, S.H
Sekjen
Dr (Hc) Jro Gede Karang T. Suarshana, MBA.
Ketua Umum
Sambutan Pasemetonan
Sri Karang Buncing
Untuk Cetakan Kedua
Om Suastyastu
Pasemetonan Sri Karang Buncing, sebagai sebuah organisasi pasemetonan dari para warih/ garis keturunan Kebo Iwa/ Sri Karang Buncing, menyambut gembira dan mengucapan terimakasih yang tulus atas usaha keras dan bersungguh-sungguh dari Penulis serta Tim Pengkaji atas penerbitan buku Kebo Iwa dan Sri Karang Buncing dalam Dinasti Raja-Raja Bali Kuno, untuk cetakan yang kedua.
Berbagai pujian, kritik, saran, dan harapan yang telah diterima oleh penulis khususnya dalam acara ”Bedah Buku dan Sarasehan” yang diselenggarakan di Wantilan Gedung Pers Ketut Nadha (Bali TV) pada tanggal 13 November 2011 yang menghadirkan para narasumber, ahli sejarah dan budayawan hendaknya dapat meningkatkan semangat dan motivasi penulis untuk menggali lebih mendalam khasanah sejarah dan budaya Bali Kuno yang sebagian masih berupa mitos untuk dapat disajikan sebagai fakta sejarah sehingga generasi penerus mempunyai keyakinan yang lebih mantap akan perjalanan sejarah para leluhurnya.
Secara khusus pada kesempatan ini kami menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih yang setulus tulusnya kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar yang dalam era kepemimpinan Bapak Bupati Gianyar Dr. Ir.Cokorda Artha Ardhana Sukawati, M.Si. telah berhasil menetapkan tokoh Kebo Iwa sebagai Ikon dan tari Kebo Iwa sebagai maskot Gianyar. Peran Mahapatih Kebo Iwa atau Kebo Taruna yang lahir di Blahbatuh Gianyar sebagai salah seorang putra dari Sri Karang Buncing, telah diuraikan secara cukup luas dalam buku ini Tokoh Kebo Iwa yang memiliki sifat jujur, teguh,dan teduh sangat dekat dan dicintai rakyat Bali. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya peninggalan karya karya Kebo Iwa sebagai arsitek atau undagi, baik di bidang bangunan Pengairan, Pura dan lain-lain yang tersebar di seluruh Bali. Sebagai kesatria dan mahapatih dari Kerajaan Bali Kuno bernama Batahanar atau yang lazim disebut Badahulu, Kebo Iwa telah menunjukkan sikap rela mengorbankan jiwa dan raganya demi
kepentingan yang lebih luas yakni bersatunya Nusantara.
Sejalan dengan harapan kami pada sambutan penerbitan perdana buku ini, maka pada penerbitan yang ke dua dan seterusnya kami tetap berharap agar semua pihak dapat mengambil peran positif untuk mewujudkan Bali yang Jagadhita, aman dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan usaha-usaha serius dalam mengaktualisasikan spirit dari tokoh panutan di masa lalu untuk kehidupan masa kini dan masa depan.
Om Ano badrah kratawo yantu wiswatah
Semoga pikiran-pikiran mulia datang dari segala penjuru
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Denpasar, 2 Mei 2013
Pengurus Pusat Pasemetonan Sri Karang Buncing
Jro Mangku Sudana Karang
Sekjen
Jro Made Supatra Karang
Ketua Umum
Sambutan Pasemetonan
Sri Karang Buncing
Untuk Cetakan Ketiga
Om Swastyastu
Penerbitan edisi ketiga buku Kebo Iwa dan Sri Karang Buncing dalam Dinasti Raja-raja Bali Kuno, ini sungguh peristiwa yang sepatutnya kita sambut dengan rasa syukur, bahagia dan bangga. Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan puji dan syukur itu kita panjatkan.
Pertama, cetak ulang untuk ketiga ini pertanda banyak orang yang berminat penh antusias atas kehadiran buku ini. Perhatian ini memberi petunjuk kepada kita, masyarakat yang hidup di zaman modern ini meminati hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu. Jika kita kaji lebih mendalam, masa-masa yang terjadi berabad-abad silam yang menyangkut keberadaan Kebo Iwa dan Dinasti Raja-raja Bali Kuno, adalah perlambang dari masa-masa kejayaan Bali. Buku ini memberi pandangan, wacana, dan pengetahuan tentang keberadaan Bali di masa lampau yang tenang, damai,dalam balutan spiritualisme yang kuat.
Kedua, cetak ulang buku ini selalu disertai dengan pembaruanpembaruan isi buku yang terjadi di kalangan pasemetonan Sri Karang Buncing. Pembaruan itu memberi petunjuk dan arah dari dinamika keakraban dan kekerabatan kita. Dinamika itu, yang kaya akan gerakangerakan positif untuk menjawab tantangan zaman, merupakan geliat dan semangat kita untuk selalu turut serta berada di garda depan perubahan.
Beberapa peristiwa update yang bisa kita temukan dalam buku ini adalah,perjalanan napak tilas penelurusan moksa Kebo Iwa yang terus berlanjut dengan pemasangan prasasti oleh Pengurus Pusat Pasemetonan Sri Karang Buncing Jro Made Supatra Karang tanggal 20 September 2014, disaksikan oleh Ketua PHDI Kediri Kadek Astawan, dan polisi hutan setempat karena tempat situs batu berada di area hutan lindung Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Prasasti Kebo Iwa ini bertatahkan tulisan, “Mewujudkan Sumpah Palapa Kanda Gajah Mada, Jiwa dan Raga Kukorbankan Demi Persatuan dan Kesatuan Nusantara”.
Kita juga mensyukuri dan angayu bagia, peluncuran edisi ketiga buku penting ini bertepatan dengan Karya Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan,Padudusan Agung, Manawa Ratna Saha Tawur Masapuh- Sapuh Agung,di Pura Kawitan Sri Karang Buncing di Blahbatuh, yang puncak acaranya diselenggarakan pada Anggara Kliwon Tambir, 17 September 2019.Sudah tentu kita harus berterima kasih kepada Made Bawa, penulis buku ini, yang dengan tekun, terus menerus, tiada lelah, memperbarui data dalam buku karyanya ini. Kita berharap, usaha-usaha pembaruan dan pengembangan data tidak berhenti sampai di sini, namun terus dilanjutkan oleh generasi-generasi Sri Karang Buncing berikutnya. Kepada generasi muda kita berharap, buku ini menjadi pintu gerbang untuk lebih mengenal
jejak langkah leluhur kita, yang terbukti telah berkarya dan berkorban besar untuk kejayaan dan persatuan Nusantara melalui tokoh Kebo Iwa, sosok yang jujur, tulus, pemberani, murah hati, dan tidak tertandingi.Semoga buku ini menjadi pembuka hati dan penuntun bagi siapa saja yang berniat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Badung, 23 Agustus 2019
Pengurus Pusat Pasemetonan Sri Karang Buncing
Kadek Darmayasa Karang
Sekjen
Made Derik Jaya, BA.
Ketua Umum
Sambutan Pengelingsir
Pasemetonan Sri Karang Buncing
Om Swastyastu
Angayubagia kami haturkan ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa dan Ida Bhatara Kawitan, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya sebuah buku yang menguraikan keterkaitan para leluhur warga Sri
Karang Buncing dalam perjalanan sejarah raja-raja Bali-Kuno, dilengkapi silsilah atau lelintihan Sri Karang Buncing, berhasil diwujudkan.
Penyusunan lelintihan (silsilah) Sri Karang Buncing telah dirintis sejak tahun 1937 dalam suatu paruman di Pura Kawitan Karang Buncing Belahbatuh, Gianyar. Setelah melalui jeda waktu cukup lama, gagasan atau pokok-pokok pemikiran penyusunan lelintihan yang dihasilkan pada pertemuan tersebut dilanjutkan lagi tahun 1991, dalam sebuah paruman di Pura Dadia Karang Buncing Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Dalam paruman di Celuk tersebut dibentuk sebuah tim dipimpin Wayan Gede Bargawa dengan anggota Jro Mangku Suwena Karang dan Wayan Suwenda Karang, untuk meneruskan penyusunan silsilah yang telah dirintis sebelumnya. Tim tersebut berhasil menyusun sebuah buku lelintihan yang dikenal di kalangan warga Sri Karang Buncing dengan nama Buku Kuning.Penyempurnaan silsilah terus menerus dilakukan oleh Wayan Gede Bargawa dan hasil karyanya yang berjudul ”Tatwa Lelintihan Buncing Belah Batuh” telah dimuat dalam Kalender Sri Karang Buncing tahun 2004. Kami melihat silsilah atau lelintihan yang susunan Wayan Gede Bargawa telah memberi inspirasi dan menjadi acuan dalam penyusunan buku berjudul Kebo Iwa dan Sri Karang Buncing dalam Dinasti Raja Raja Bali Kuno yang disusun Made Bawa ini, disamping sumber-sumber lain yang cukup kuat sebagai suatu referensi penulisan buku.
Mudah-mudahan upaya-upaya yang cukup gigih dari Made Bawa, S.Fil. H. dapat memenuhi harapan masyarakat pemerhati sejarah Bali pada umumnya dan warga Sri Karang Buncing khususnya, yang keberadaannya telah diungkap secara lebih jelas dalam buku ini. Kelak buku ini akan menjadi catatan dan acuan yang sangat penting dan amat bermanfaat tidak saja bagi warga Sri Karang Buncing, tetapi juga bagi Bali dan dunia yang berniat mengetahui dan menekuni sejarah keberadaan Bali. Karena itu
kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terimakasih kepada Made Bawa, penyusun buku ini. Ketekunannya menelusuri dokumentasi,prasasti, piagem, dan kesabarannya mengumpulkan bermacam data, telah membuahkan hasil berupa buku yang sangat penting dan bermanfaat ini.Terimakasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan hingga buku ini berhasil diterbitkan.
Om Awignam Astu Namo Siddham
Om Shanti Shanti Shanti Om
Blahbatuh, Juli 2011
Pengelingsir Pasemetonan Sri Karang Buncing
Jero Wayan Gede Oka
Kata Sambutan
Om Swastyastu
Kami mengucapkan selamat dan syukur serta menyambut gembira dan merasa senang terbitnya buku berjudul Kebo Iwa dan Sri Karang Buncing dalam Dinasti Raja-Raja Bali Kuno karangan I Made Bawa.
Buku ini sangat penting dalam khazanah kesusastraan dan kebudayaan Bali, karena berisi berbagai nilai budaya, genealogi (silsilah), sastra dan religious. Sehingga dapat disebut buku, ini membuktikan keseriusan penulis dalam mengumpulkan teks-teks Bali dari berbagai sumber tulis dan lisan,dan disusun kembali dalam sejumlah bab, sehingga dapat menambah khazanah kebudayaan Bali.
Kami yakin dengan terbitnya buku karangan I Made Bawa diharapkan membuka cakrawala bagi pembaca yang haus terhadap bacaan dan dapat memberikan suasana lain dalam bidang mitos, sejarah, dan nilai pendidikan yang selama ini sedang dicari oleh masyarakat Bali, yang semakin terpelajar dan berwawasan ke depan. Bagi kalangan yang ingin mencari nilai-nilai dan khazanah kesejarahan Bali masa lalu dapat mengambil nilai yang tersurat dalam karya ini.
Semoga dengan terbitnya buku ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin menambah khazanah kebudayaan Bali masa lalu dan kami ucapkan selamat, semoga pemikiran baik datang dari segala arah.
Om Santi, Santi, Santi Om
Prof. Dr. I Made Suastika, S.U.
Ketua Program Doktor (S3)
Kajian Budaya Unud.
0 komentar:
Posting Komentar