Sedikit Interpretasi Tentang Arti Kata Lempuyang dan Arti Kata Gamongan
Arti Kata Lempuyang
Selama ini arti kata Lempuyang identik dengan Gamongan, adalah nama jenis tanaman umbi-umbian untuk bumbu masakan yang tumbuh di daerah Gamongan dan Lempuyang. Mungkinkah nama tempat pertapaan para raja memakai nama umbi-umbian, sedangkan nama desa saja pada era itu disebut Garbawana dan sekarang menjadi nama desa Basangalas Sedangkan pada zaman pemerintahan Sri Batu Ireng (Sri Astasura Ratna Bumi Banten), nama tempat pada era itu umumnya memakai nama watu (batu), misalnya: Desa Batubulan, Desa Batuyang, Batu Aji, Batu Belig, Batu Bidak dan sebagainya. Sedangkan pada era Majapahit nama tempat umumnya memakai nama tumbuh-tumbuhan, misalnya: Abiantimbul, Abianbase, Ketewel, Abiantuwung dan sebagainya. Dan tentunya beliau tidak gegabah memberikan nama seseorang atau nama suatu tempat, yang pada umumnya mengandung makna tertentu dibalik nama itu. Kalau boleh diuraikan, kata per kata dalam kalimat. Secara etimolgi Lempuyang berasal dari bahasa Jawa Kuno, (Zoetmulder: 565, 337), dari urat kata Lampu dan Hyang. Kata Lampu artinya menyerah, menyerahkan diri, melepaskan harapan, tidak menghiraukan atau menerima saja akibat-akibat. Dan Hyang berarti dewa, dewi, yang dipuja sebagai dewa, Tuhan, dewa yang khusus bertalian dengan tempat, orang yang berbakti terhadap kesucian, yang taat kepada agama, pertapa, biarawan, biarawati. Jadi Lempuyang berarti tempat pertapa melepaskan keterikatan duniawi, dalam proses pecaharian jati diri terhadap Tuhan atau dewa yang dipuja di gunung atau tempat tersebut. Raja-raja Bali-Kuno setelah selesai masa pemerintahanya bersifat konsisten melakukan pertapaan ke gunung atau ketempat yang lebih tinggi menjalani kehidupan wanaprasta yaitu melepaskan keterikatan duniawi untuk mendapatkan kemuliaan dan kesadaran agung tentang Tuhan/Hyang Widhi, yang pada akhirnya beliau sampai di desa Gamongan, Gunung Lempuyang, sesuai uraian dalam prasasti Pura Puseh Sading, Kapal, dan Piagem Dukuh Gamongan.
Arti Kata Gamongan
Secara etimologi Gamongan berasal dari bahasa sanskerta dari urat kata Gama, yang berarti: perjalanan, jalan, atur, agama // karena lafal nuruf “ma” diucapkan sesuai dengan bahasa masyarakat setempat menjadi gamo // lafal huruf “mo” diucapkan, ditegaskan tersirat mendapat konsonan (diftong) “ng” diakhir ucapan menjadi gamong // dari gamong mendapat akhiran (sufiks) “an” menjadi Gamongan. Jadi Gamongan berarti pengamong atau pelayan, dengan perkataan lain, tempat pelayan umat dalam perjalanan menuju kesucian diri terhadap Tuhan, dewa, bhatara yang dipuja digunung Lempuyang yaitu Sanghyang Iswara adalah bekas pertapaan Hyang Gnijaya Sakti, pencetus konsepsi mitologi Sapta Giri, yaitu tujuh gunung yang dipuja dan diyakini sebagai istana para dewata atau para leluhur yang ada di Bali saat itu yaitu, Gunung Lempuyang, Gunung Andakasa, Gunung Batukaru, Gunung Agung, Gunung Tulukbyu, Gunung Batur, Gunung Mangu. Munculnya konsep Tri Hita Karana, tentang parahyangan, pawongan, palemahan kemungkinan sudah ada pada zaman Sri Gnijaya, dimana disebutkan Lempuyang maka uluning jagat Bali, serta refrensi lain menyebutkan Lempuyang maka siwaning jagat Bali, dan Batahanar maka tungguling jagat Bali.
4 komentar:
MNTAPS...SAYA SETUJU
suksma atas penjelasannya.....dapat diterima rasa dan pikiran kita yang sedang brhasrat ingin tahu sejarahnya,mantaap.
gamongan bahasa indonesianya apa pak???
lempuyang bahasa jawakuno napi giih??
Posting Komentar